Wednesday 16 December 2009

Media Online Meningkatkan Kemampuan Menulis



Dalam kurun waktu hampir sembilan bulan ini saya telah memperpanjang keanggotaan dalam sebuah forum kepenulisan creative writing para penulis internasional berkumpul untuk saling berbagi ilmu lewat tulisan-tulisan dan review mereka. Salah satu alasan ketertarikan untuk bergabung di dalamnya karena saya memiliki sebuah tujuan, yaitu memperdalam dunia tulis-menulis khusus creative writing dalam menggunakan bahasa kedua saya, yaitu bahasa Inggris. Dengan ditambah faktor biaya keanggotaan yang relative tidak mahal dan waktu yang fleksible merupakan pertimbangan yang turut menjadi bagian dalam mengambil keputusan tersebut.

Apakah yang saya dapatkan setelah bergabung di dalamnya? Sungguh luar biasa, di luar dugaan saya. Selain begitu banyak masukan/ review untuk tulisan-tulisan, rasa percaya diri menulis creative writing dalam bahasa kedua saya semakin meningkat. Hal ini menunjukkan, para pembaca menikmati tulisan-tulisan saya, yang mengartikan bahwa ada kemampuan yang telah digali di dalam diri dan diakui oleh orang lain.

Apakah sebuah pengakuan begitu pentingnya? Tentu tidak mutlak, walau bagaimana pun apresiasi yang diberikan oleh para pembaca merupakan sebuah alat yang tepat dan jitu untuk memacu kekreatifitasan dan motivasi dalam menulis. Kelebihan dan kekurangan saya akan terlihat dan diapresiasi oleh sesama anggota lainnya. Artinya, unsur orang lain atau ilmu dan apresiasi yang didapatkan dari orang lain merupakan salah satu faktor pembantu penyulut meningkatkan kemampuan, selain tentunya datangnya dari diri sendiri.

Beberapa waktu yang lalu, seorang peserta Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH) Angkatan II mengakui bahwa keikutsertaannya dikarenakan kebutuhan untuk memberikan motivasi dalam dirinya untuk tetap menulis, selain meningkatkan kemampuannya dan menambah ilmu dalam dunia tulis-menulis. Dia begitu yakin bahwa para mentor merupakan salah satu sumber motivator selain pemberi dan sebagai sumber ilmu. Kefleksibelan waktu dan biaya yang terjangkau merupakan alasan lainnya juga.

Dua buah cerita di atas merupakan sebagian kecil cerita dari begitu banyak cerita para penulis, baik pemula atau pun yang bukan dalam hal memutuskan dirinya sebelum bergabung dalam forum atau pelatihan-pelatihan menulis secara online. Tentu saja alasan setiap orang berbeda. Satu hal yang perlu diingat bahwa selama hayat masih dikandung badan, hidup adalah pembelajaran yang tak pernah habis-habisnya (Fida Abbott). Maka, sama halnya dengan dunia tulis-menulis. Apabila Anda merasa sudah hebat dan mengetahui seluruh teori dalam dunia tulis-menulis – jangan pernah mengatakan Anda sudah tidak memerlukan ilmu tulis-menulis itu lagi karena sebenarnya di situlah diketahui letak kebodohan Anda. Kita sekiranya selalu ingat akan satu hal ini bahwa setiap insan diciptakan dengan setiap kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka selayaknyalah apabila Anda adalah tergolong orang yang ‘ter’ atau ‘ahli’ atau yang menguasai begitu banyak ilmu tulis-menulis, maka berpeganglah pada ilmu padi: semakin berisi semakin merunduk. Sikap dan sepak terjang Anda menunjukkan siapakah Anda (Fida Abbott).

Lalu bagaimanakah dengan mereka yang masih merasa haus dalam ilmu tulis-menulis? Untuk menjawab hal tersebut, Harian Online KabarIndonesia telah membuka kembali Angkatan II Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH). Pendaftaran masih terbuka hingga 4 Januari 2010. Apabila Anda belum pernah mendengar akan wadah PMOH ini, segeralah berkunjung ke http://www.pelatihanmenulis.com/. Anda dapat segera mempelajari terlebih dahulu tentang apa dan siapa PMOH ini, dari sistem, sarana, waktu, para pembimbing dan info-info lainnya yang sekiranya Anda perlu ketahui sebelum mengambil sebuah keputusan untuk bergabung.

Apabila Anda mengajukan pertanyaan apakah PMOH adalah yang terbaik? Jawabannya adalah berasal dari para pesertanya. Sebagai penanggung jawab PMOH, saya tidak akan pernah mengklaim bahwa PMOH adalah Pelatihan Menulis Online terbaik di Indonesia tetapi bersama para mentor dan management PMOH memastikan bahwa kami berusaha memberikan pelayanan yang semakin baik di setiap angkatan. Dedikasi dan kesungguhan para mentor adalah hal yang utama.

Bagaimanakah dengan teori? Apabila Anda memutuskan untuk mengikuti PMOH hanya oleh karena mendapatkan modul-modulnya saja, saya katakan percuma saja karena dengan banyak membaca buku dan mendapatkan informasi dari internet tidaklah susah. Satu hal yang membedakan adalah sebagai peserta, Anda akan dipandu dan belajar disiplin dalam mencapai tujuan pelatihan tersebut.

Dari uraian singkat tersebut di atas, apakah Anda merasa tergelitik untuk melihat apa dan bagaimanakah PMOH tersebut? Saran saya, jangan buang-buang waktu! Kunjungi segera http://www.pelatihanmenulis.com/. Jangan menunggu setahun lagi! Itu artinya Anda akan membuang waktu selama 12 bulan lagi untuk mengikuti PMOH ini. Faktor biaya investasi pun tak akan dijamin akan selalu sama. Pastikan Anda tidak melewatkan untuk membaca kesan-kesan para Peserta PMOH Angkatan I sebagai bukti bahwa para pembimbing PMOH memiliki dedikasi yang tak perlu diragukan lagi.


Jadilah Penulis Handal Bersama PMOH!


Salam sukses!
Fida Abbott
Direktur Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH)


Monday 12 October 2009

Lomba Blogger HOKI 2009 untuk Memperingati HUT HOKI Ketiga Tahun



Dalam rangka menyambut hari ulang tahun Harian Online KabarIndonesia (HOKI) yang ketiga pada tanggal 11 November 2009 yang akan datang ini, HOKI menyelenggarakan Lomba Blogger HOKI 2009. Blogger tidak diwajibkan membuat maupun men-design blog baru. Blog yang sudah Anda miliki sekarang ini sudah dapat disertakan dalam lomba. Blogger juga tidak diwajibkan menulis artikel mengenai event ini di Blognya.

Melalui lomba blogger ini; HOKI bermaksud memberikan kesempatan bagi para Blogger untuk mempromosikan Blog masing-masing di website HOKI agar dapat dikenal oleh ribuan pembaca HOKI lainnya.

Bagi Pemenang Terbaik, selain mendapatkan hadiah kenang-kenangan dari HOKI dan sertifikat, juga akan mendapatkan kesempatan gratis mengikuti PMOH (Pelatihan Menulis Online HOKI Angkatan II) yang akan diadakan pada awal bulan tahun depan dan profilnya akan ditayangkan di HOKI sebagai berita utama di Harian Online KabarIndonesia.


Syarat dan Ketentuan

Ketentuan Umum
- Lomba ini terbuka bagi siapa saja dan tidak dipungut biaya;
- Tiap peserta diperkenankan mengirimkan lebih dari satu Blog;
- Blog harus berbahasa Indonesia;
- Blog yang disertakan dalam lomba tidak mengandung/ menyebarluaskan content yang merendahkan ataupun mendeskreditkan kelompok tertentu terkait SARA dan tidak mengandung content yang bersifat melanggar kesusilaan secara umum dan/ atau pornografi;
- Lomba dimulai pada tanggal 12 Oktober 2009;
- Lomba ditutup pada tanggal 11 November 2009 pkl 24.00 WIB;
- Pemenang akan diumumkan pada tanggal 11 Desember 2009;
- Penentuan Pemenang melalui penilaian oleh Dewan Juri;
- Hasil penjurian tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat menyurat.

Ketentuan Teknis
- Apabila peserta belum terdaftar sebagai Penulis, peserta
diwajibkan mendaftarkan terlebih dahulu dengan klik 'Daftar Jadi Penulis' di http://www.kabarindonesia.com//;
- Provider blog bebas, tidak ditentukan, bisa menggunakan blogsome, multiply, blogspot, wordpress atau penyedia blog lainnya.
- Peserta wajib memasang banner HOKI yang terlink ke website HOKI sebagai tanda keikutsertaannya (tidak diperkenankan dipasang di bagian bawah Blog). Kode HTML banner dapat dilihat di sini.
Apabila terdapat pertanyaan sehubungan dengan pemasangannya, silahkan mengirimkannya ke help-desk@kabarindonesia.com

Setelah kedua persyaratan di atas terpenuhi, silahkan mengirimkan sebuah tulisan mengenai Blog Anda ke http://www.kabarindonesia.com// sebagai berita di rubrik 'Blogger' (Kategori Berita) dengan judul: Lomba Blogger HOKI 2009 dengan mengklik terlebih dahulu 'Kirim/ Edit Berita di bagian atas website HOKI;
Dalam tulisan yang dikirimkan, wajib tercantum alamat URL Blog Peserta, keterangan mengenai isi Blog, profil singkat Peserta dan alasan mengapa tertarik mengikuti 'Lomba Blogger HOKI 2009. Tulisan yang dikirim ke HOKI dapat disertai foto peserta atau gambar halaman Blog, namun hal ini tidak wajib.

Kriteria Penilaian
- Penyajian tulisan yang dikirimkan ke HOKI (tidak akan dilakukan pengeditan oleh Tim Editor) - Penampilan, kreatifitas dan design Blog
- Navigasi yang dinamis
- Popularitas
- Originalitas posting
- Keaktifan dan kualitas posting
- Tema Blog

Selama lomba berlangsung hingga selang waktu pengumuman pemenang, logo HOKI wajib terpasang di Blog masing-masing para Peserta. Mereka yang melanggar aturan ini akan didiskualifikasi.

Ayo buktikan kreatifitas para Blogger Indonesia bersama Harian Online KabarIndonesia (HOKI)!!


Selamat Berlomba!!!

Panitia Lomba Blogger Memperingati HUT HOKI 2009

Wednesday 16 September 2009

Penulis HOKI ke-10.000


Pada kesempatan yang baik ini, atas nama segenap keluarga besar Harian Online KabarIndonesia, Dewan Redaksi mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan partisipasi para Pewarta HOKI, sehingga pada tgl 09.09.09 yang lalu penulis yang ke-10.000 telah terdaftar di HOKI. Dalam kesempatan ini juga, kami ingin mengucapkan selamat bergabung dengan ucapan “Ceád Mile Fáilte” yang berarti 10.000 - Welcome dalam bahasa Keltik - Irlandia kepada semua penulis baru dan khususnya kepada penulis HOKI yang ke-10.000, yaitu: Sdr. Muhamad Kumbo Lasmono dari Sumedang.

Walaupun jumlah Pewarta Warga (Citizen Reporter) HOKI sudah lebih dari 10.000 pada saat ini, tetapi kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak hal-hal lainnya yang masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami ingin mengundang semua penulis untuk memberikan saran dan kesannya mengenai hal-hal apa saja yang masih perlu lebih ditingkatkan agar HOKI tidak saja unggul dalam segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas. Saran, kesan maupun usulan-usulan dapat dikirimkan langsung ke alamat email: redaksi@kabarindonesia.com.

Saran maupun usulan-usulan tersebut sudah harus diterima oleh Redaksi sebelum tgl 31 Oktober 2009. Untuk pemberi saran yang terbaik akan diberikan hadiah kenang-kenangan sebagai ucapan terima kasih HOKI dan juga akan diumumkan di website HOKI. Kepada mereka yang mengirimkan kesan maupun usulan-usulannya di kolom komentar tidak akan dinilai oleh Dewan Redaksi.

Apakah dengan setelah bergabungnya penulis yang ke-10.000, HOKI sudah merasa puas? Tidak, karena kami sadar bahwa masih banyak sekali hal-hal lainnya yang harus dibenahi. Seperti juga pameo dari Paul Arden; “It is not how good you are, it is how good you want to be.” Untuk itulah saran dan usulan Anda kami tunggu dengan ucapan banyak terima kasih sebelumnya.

Salam HOKI,
Dewan Redaksi

Monday 31 August 2009

Attachment Logo Terbaru HOKI


Kepada rekan-rekan BLogger yang menginginkan logo terbaru HOKI ter-attach di masing-masing blog, silahkan memilih salah satu prosedur di bawah ini:
1. Melalui kode HTML, klik link ini; atau
2. Copy gambar di atas dan disimpan di file masing-masing, kemudian dapat di-attach di Blog dengan memberikannya link http://www.kabarindonesia.com/.
Apabila terdapat pertanyaan sehubungan dengan hal tersebut di atas, silahkan mengirimkannya ke help-desk@kabarindonesia.com.

Tuesday 25 August 2009

Undangan Mendapatkan Hadiah Istimewa HOKI


Pada saat ini jumlah Pewarta Warga HOKI (Harian Online KabarIndonesia) telah mencapai 9.875 penulis, sehingga kami yakin dalam jangka waktu tidak lama lagi, jumlah Penulis HOKI akan mencapai 10.000 orang. Oleh sebab itulah dalam kesempatan ini kami bermaksud mengundang Anda untuk bergabung di HOKI. Siapa saja dipersilahkan turut bergabung, walaupun tidak diharuskan menjadi Penulis aktif yang setiap hari mengirimkan karyanya ke HOKI.

Sebagai apresiasi rasa syukur atas semakin berkembangnya jumlah Pewarta Warga HOKI, kami telah menyediakan hadiah istimewa untuk Penulis HOKI yang ke-10.000. Apakah Penulis tersebut adalah Anda? Ayo, buruan daftar!

Mungkin di antara Anda masih belum mengenal lebih banyak tentang HOKI. Siapakah Harian Online KabarIndonesia (HOKI) ini? HOKI didirikan tepatnya pada tanggal 11 November 2006 oleh Yayasan Peduli Indonesia yang berdomisili di Belanda. Di harian online ini, setiap warga dapat menjadi Reporter/ Penulis. Oleh sebab itu Reporter kami lebih dikenal dengan sebutan "Citizen Reporter" - Pewarta Warga. HOKI merupakan media online gotong-royong sesuai dengan motto: "Dari Kita Untuk Kita" dengan Pimpinan Umum adalah Ibu Elisabeth Widiyati.

Salah satu prestasi yang telah dicapai, HOKI telah dinobatkan oleh MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) sebagai Koran Online yang memiliki jumlah Repoter terbanyak di Indonesia, tercantum di Wikipedia dalam empat bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, (KabarIndonesia is an online newspaper with the biggest number of citizen reporters in Indonesia), Perancis, dan Portugis, serta tak lama lagi akan tercantum dalam bahasa Belanda. Harian Online KabarIndonesia (HOKI) merupakan Media Masa Depan. Hal ini telah diungkapkan oleh koran Sinar Harapan edisi 21 November 2006.

Saat ini HOKI telah menjalin kerjasama dengan Radio Nederland Wereldomroep, Radio Jerman Deutsche Welle maupun dengan beberapa perguruan tinggi di tanah air, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Kristen Satya Wacana.

Apabila hingga saat ini Anda belum terdaftar sebagai Penulis atau Pewarta HOKI, silahkan klik "Daftar Jadi Penulis" di http://www.kabarindonesia.com//.

Adapun beberapa persyaratannya, antara lain:
- Belum terdaftar sebagai Penulis di HOKI;
- Mendaftarkan diri dengan identitas (nama) sesuai yang disebutkan di KTP;
- Tidak dipungut biaya dalam bentuk apapun juga.

Kami menunggu kehadiran Anda sebagai bagian dari keluarga besar HOKI!!! (*)

Wednesday 17 June 2009

Lomba Tulis Berhadiah Tiket Manchester United



Menjelang Pemilihan Presiden 2009 ini; Harian Online KabarIndonesia (HOKI) menyelenggarakan lomba menulis Opini dengan tema: ”Siapakah Capres pilihan Anda dan Kenapa?”

HOKI menyediakan hadiah, antara lain berupa tiket pertandingan ‘Manchester United’ yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juli 2009 di Jakarta. Ketentuan keikutsertaan lomba dan kriteria tulisan yang dapat diikutkan adalah sebagai berikut:

A. Ketentuan Umum:

1. Peserta lomba adalah penulis yang telah terdaftar di Harian Online KabarIndonesia (HOKI). Bagi Anda yang belum terdaftar, silahkan mendaftarkan diri sebagai penulis di http://www.kabarindonesia.com// dengan meng-klik "Daftar Jadi Penulis" dan mengisi formulir yang disediakan. Kemudian, setelah mengaktifkan account melalui sebuah link yang terkirim melalui email, log-in kembali. Anda dapat langsung menulis dan mengirimkan hasil karya Anda untuk ditayangkan di KabarIndonesia;

2. Pengiriman tulisan hanya dengan satu cara, yakni melalui website http://www.kabarindonesia.com// Tidak dilayani pengiriman melalui media lain, seperti surat-menyurat atau melalui email;

3. Lomba dibuka untuk semua orang tanpa pengecualian agama, usia, jenis kelamin, status sosial, latar belakang pendidikan, domisili, dan lain-lain;

4. Lomba dimulai dari tanggal pengumuman ini ditayangkan di KabarIndonesia dan ditutup pada tanggal 4 Juli 2009, pukul 24.00 WIB;

5. Tulisan akan dinilai oleh para dewan juri;

6. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2009;

7. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat;


B. Ketentuan Khusus (Tulisan):

1. Tulisan asli bukan jiplakan, saduran atau terjemahan;

4. Panjang tulisan tidak dibatasi;

5. Judul tulisan disesuaikan dengan tema: “Siapakah Capres Pilihan Anda dan Kenapa?”;

6. Setiap peserta boleh mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya;

7. Tulisan harus mengikuti kaidah penulisan menggunakan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Ejaan Yang Disempurnakan);

8. Tulisan dikirimkan melalui website KabarIndonesia pada rubrik “Pemilu”;

9. Tiap tulisan yang dikirim sebagai lomba tulis dicantumkan "LOMBA TULIS" sebagai awal dari artikel;

10. Hak cipta tulisan tetap pada penulis, tetapi hak publikasi/hak pakai ada pada Harian Online KabarIndonesia (HOKI), terhitung sejak tanggal 19 Juni 2009.

Apabila mengalami kesulitan pada saat mendaftarkan diri sebagai penulis atau pun dalam mengirimkan tulisan, harap menhubungi:
help-desk@kabarindonesia.com

Demikian pengumuman lomba menulis ini disampaikan kepada pembaca Harian Online KabarIndonesia (HOKI) untuk diketahui.

Selamat berlomba! (*)


Redaksi KabarIndonesia

Monday 9 February 2009

Penulisan 'Nya' dan 'Mu' (Tuhan)

Seperti telah diketahui, bahwa penulisan kata ganti yang ditujukan kepada Tuhan (Allah) selalu menggunakan huruf besar, terkadang banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya, yaitu kurangnya tanda penghubung (-). Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:

- Aku bersyukur kepadaNya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku --- seharusnya ditulis
Aku bersyukur kepada-Nya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku

- KepadaMu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin. --- seharusnya ditulis
Kepada-Mu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin.

Beberapa Hal Penting dalam Penulisan Kata Ulang

Seringkali kita menemukan penulisan kata ulang yang ditulis tidak benar dalam penulisan judul. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:

1. Untuk kata ulang yang berupa kata ulang sempurna, semua unsur kata ulang ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital.
Contoh:

- Pengevakuasian Barang-barang Pasca Banjir Luapan Ciliwung -- seharusnya ditulis -- Pengevakuasian Barang-Barang Pasca Banjir Luapan Ciliwung

2. Untuk kata ulang tidak sempurna/berimbuhan, kata pertama ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital dan kata kedua ditulis dengan huruf awal berupa huruf kecil.
Contoh:

- PUISI: Berlari-Lari Aku Mengejar -- seharusnya ditulis -- PUISI: Berlari-lari Aku Mengejar

Sedangkan penulisan kata ulang yang tidak dituliskan di dalam judul pun terkadang banyak terdapat kesalahan, yaitu kurangnya tanda penghubung (-). Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:

- Ia lari terbirit birit hingga meninggalkan tasnya di beranda. -- seharusnya ditulis
Ia lari terbirit-birit hingga meninggalkan tasnya di beranda.

- Kasak kusuk cerita itu hingga sampai ke penjuru desa. -- seharusnya ditulis
Kasak-kusuk cerita itu hingga sampai ke penjuru desa.

Thursday 29 January 2009

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Angka

Tahukah anda, bahwa menulis angka numerik berbeda dengan menulis angka Romawi??

Lebih simple-nya, silahkan melihat beberapa contoh di bawah ini:

Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang ke-7 diperingati secara meriah. (numerik)
Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang VII diperingati secara meriah. (Romawi)
Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang ketujuh diperingati secara meriah. (tulisan)>>> jangan ditulis ke tujuh, tetapi disambung

Berikut di bawah ini akan diberikan beberapa contoh yang sering ditemukan sebagai kesalahan besar dalam menulis judul:

Penangkapan 5 Tersangka Kasus Obat Terlarang di Surabaya -- seharusnya ditulis -- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Obat Terlarang di Surabaya.

Selanjutnya perhatikan kalimat berikut di bawah ini:

Penangkapan 15 Terasangka kasus Obat Terlarang di Surabaya (ditulis dengan angka karena terdiri dari dua buah angka --> Pada penulisan Judul, bila angka terdiri dari sebuah saja, maka harus ditulis dengan huruf, selebihnya ditulis dengan angka).

Lalu bagaimanakah halnya bila angka dituliskan di awal kalimat?
Berikut di bawah ini beberapa contoh yang perlu diperhatikan:

216 Kota Tepian Air di Indonesia dalam Bahaya Iklim Terburuk di Tahun 2012. (benar)
2 Syarat Calon Duet Prabowo -- seharusnya ditulis -- Dua Syarat Calon Duet Peabowo

Friday 23 January 2009

Lika-liku Pembuatan Judul


Ibarat manusia, setiap orang punya kepala. Demikian juga setiap tulisan dalam berbagai bentuk dan jenis tulisan mempunyai “kepala”, walau tidak mutlak, yang biasanya dikenal sebagai judul tulisan. Setiap artikel opini ada judulnya, begitu juga tulisan berita, kreativitas seni semisal puisi, cerita pendek, dan seterusnya. Hampir setiap buku dipastikan memiliki judul buku, dan selanjutnya di dalam-nya terdapat lagi judul-judul untuk setiap bab-nya. Tulisan yang menurut saya tidak punya judul, antara lain tulisan umum berupa pengumuman (sebagian ada judulnya).

Bagi begitu banyak orang, termasuk yang suka menulis, ternyata membuat judul sebuah tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Tidak sedikit dari kita yang akhirnya menyerah, batal menulis akibat tidak menemukan judul dari artikel yang ingin ditulisnya. Sebagian lagi berhasil menemukan judul bagi tulisannya, namun kurang memiliki relevansi dengan tulisan atau kurang menarik. Akibatnya, banyak tulisan yang dihasilkan tidak dibaca oleh orang lain gara-gara judul tulisan yang mengesankan bahwa tulisan itu tidak penting dibaca.

Untuk membantu para penulis pemula KabarIndonesia, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat judul dari tulisan anda. Perlu dimaknai bahwa panduan ini sekedar sebagai pengarah awal dalam menciptakan judul yang baik sesuai standar umum bahasa Indonesia. Peningkatan kemampuan menghasilkan judul tulisan yang berkualitas masih harus terus-menerus diasah agar semakin hari tulisan anda semakin bagus, menarik untuk dibaca, dan mencapai sasaran yang Anda harapkan.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa sebuah judul mencerminkan isi tulisan. Mungkin karena ketentuan itu, banyak penulis membuat judul tulisan justru setelah tulisannya selesai dituangkan. Salah satu sebabnya adalah pemahaman yang utuh terhadap apa yang dia tulis lebih lengkap setelah semua idenya terekam dalam tulisannya. Sesuai pengalaman, ada baiknya anda tidak memikirkan terlalu serius, yang akan menyita waktu lama, pada soal judul tulisan terlebih dahulu. Tuangkan saja ide yang ingin dituliskan, dan kemudian setelah selesai, carilah judul yang tepat untuk tulisannya. Syukur-syukur di tengah menuliskan artikel, inspirasi tentang judul-nya mencul di benak anda. Bila benar-benar sulit, meminta saran teman dan sahabat adalah salah satu solusi yang dipandang bijak juga.

Sebagian penulis lagi lebih suka menemukan judul tulisan terlebih dahulu untuk bisa menuangkan ide dengan baik. Hal ini dianggap memudahkan penulis untuk menginventarisir bahan tulisannya karena ada “acuan”, yakni judul tadi, dalam mengumpulkan ide-ide yang relevan. Melalui penemuan judul tulisan di awal menulis, biasanya dapat menginspirasi seorang penulis untuk mengembangkan ide awal yang mungkin masih sangat sederhana. Dengan cara ini pula, isi tulisan dapat “dikendalikan” untuk tidak menyimpang jauh dari esensi ide yang kita ingin tuangkan.

Walau sebuah judul harus mencerminkan isi tulisan, namun kaidah pembuatan judul mempersyaratkan ketentuan judul yang singkat dan padat. Maksudnya, sebuah judul tulisan tidak perlu panjang-panjang. Semakin singkat semakin baik. Jika pun judul tulisan dapat dibuat hanya satu kata, itu akan lebih baik. Pada persoalan inilah seorang penulis diharapkan untuk melatih dirinya memproduksi judul yang singkat tapi padat makna untuk tulisannya. Sesuatu yang baik untuk dilakukan, cobalah membuat beberapa judul bagi setiap tulisan anda, dan adakan pemilihan judul dari beberapa judul itu yang pada akhirnya akan diletakkan sebagai kepala tulisan tersebut.

Dalam memilih judul dari beberapa opsi yang anda telah buat itu, pertimbangkanlah hal-hal berikut dan cocokkan dengan judul, apakah sudah sesuai atau belum.

Pertama, judul tulisan harus singkat, dengan penekanan lebih pendek lebih bagus. Disesuaikan dengan anjuran penulisan di KabarIndonesia, jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari dua belas kata, atau 90 ketukan (karakter = huruf, tanda baca, spasi). Untuk itu eliminasi setiap kata yang tidak perlu. Cara termudah adalah, keluarkan satu persatu kata yang anda gunakan pada judul. Bila setelah satu kata tersebut dikeluarkan dari judul namun judul tersebut tidak berobah maknanya, maka kata itu dianggap tidak perlu. Contoh: KAPOLRI: Gaji Hakim Idealnya Rp. 50 Juta, Polri Level Bawah Rp 8 Jutaan (judul aslinya). Beberapa kata dari judul ini bisa dihilangkan, yakni “Idealnya”, “Level”, dan “Bawah”. Jadi, sebaiknya judul tulisan ini menjadi: KAPOLRI: Gaji Hakim Rp. 50 Juta, Polisi Rp. 8 Jutaan. Kata “Polri” berganti menjadi “Polisi” sebagai alternatif saja, untuk menghindarkan pengulangan bunyi pada kata “KAPOLRI” yang sudah terpakai di depannya.

Beberapa contoh lain sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya kutip dari judul-judul artikel/tulisan di KabarIndonesia, sebagai bahan pembelajaran bagi kita semua, sebagai berikut:
- Demonstrasi Berpita Bintang Kejora: Front PEPERA-PB Desak Belanda, AS Dan PBB Gelar Referendum Untuk Papua (judul asli), sebaiknya menjadi: DEMONSTRASI BERPITA BINTANG KEJORA: Front PEPERA-PB Desak Gelar Referendum.
- RUMAH GADANG BUNDO KANDUANG DI GUDAM PAGARUYUNG: Benda Pusaka Tak Terawat, Ahli Waris Tetap Bayar PBB (judul asli), sebaiknya menjadi: RUMAH GADANG BUNDO KANDUANG: Benda Pusaka Terabaikan, Ahli Waris Tetap Bayar PBB.
- Survei International Budget Project: Indonesia Urutan Ke 28 Dari 36 Negara (judul asli), sebaiknya menjadi: SURVEI INTERNATIONAL BUDGET PROJECT: Indonesia Urutan ke-28.
- Angka Kemiskinan Di Indonesia Saat Ini Mencapai 33 Juta KK (judul asli), sebaiknya menjadi: Angka Kemiskinan Indonesia Capai 33 Juta KK

Kedua, sebuah judul tulisan hendaknya dibuat semenarik-menariknya. Perlu disadari bahwa sebuah judul berfungsi sebagai pintu gerbang bagi sebuah tulisan untuk pembaca yang sedang lewat di antara deretan tulisan yang terpampang di depannya, baik di koran offline, koran online, buku, majalah, dan lain-lain. Oleh karenanya, jika seorang penulis ingin agar tulisannya “disinggahi” pembaca, ia harus berusaha “mendandani” judul tulisan agar terlihat dan terdengar “seksi”, “menggairahkan”, memotivasi, dan “menjanjikan”.

Ada beberapa tips yang bisa dikemukakan dalam tulisan ini. Pertama, gunakan kata dan kalimat yang menggugah rasa ingin tahu pembaca. Misalnya, Ketika SBY Memimpin Menyanyikan Lagu Nasional (Luhur Hertanto, detikcom). Kedua, dapat menggunakan kutipan kata/kalimat yang terkesan “bombastis” yang ada di dalam tulisan. Misalnya: PIDATO PRESIDEN RI: Gaji PNS Naik 20%. Ketiga, beberapa penulis senior gemar menggunakan kalimat tanya dan kalimat seru. Contoh: Apa Makna Kemerdekaan? (Ahmad Arief dan Luki Aulia, kompas.com). Agama Itu Pembawa Kehancuran! (Robert Nio, KI). Keempat, sebagian penulis lagi lebih menyukai kata dan ungkapan bergaya bahasa “berseni”, semisal: menggantang harapan, segenggam asa, benci tapi rindu, dan sebagainya. Kelima, untuk tulisan rubrik olahraga, sering sekali digunakan gaya bahasa personifikasi dan hiperbola. Misalnya: Bayern Luluh Lantakkan Bremen (Mohammad Yanuar Firdaus, detikcom).

Ketiga, penulis amat dianjurkan untuk mengikuti aturan-aturan resmi Bahasa Indonesia dalam pembuatan judul karangan. Beberapa di antara kaidah tersebut, disesuaikan dengan keperluan standar di KabarIndonesia, adalah sebagai berikut:

- Penulisan judul artikel atau tulisan/berita harus menggunakan huruf kapital pada setiap huruf awal kata yang digunakan, kecuali kata sambung (dan, oleh, yang, dsb) dan kata penunjuk tempat (di, ke). Contoh: Rahasia di Balik Kehidupan Elvis

- Untuk judul tulisan yang menggunakan sub judul (terdiri lebih dari 1 frasa/kalimat), berlaku ketentuan: judul pokok menggunakan huruf kapital semua, diikuti tanda titik dua, dan kemudian sub judul menggunakan huruf kapital di awal kata-katanya saja. Contoh: HATIKU MERANA: Kenangan yang Tidak Terlupakan

- Penulisan alamat website, blog, email, dan sejenisnya menggunakan huruf kecil semua.

- Penulisan nama tanaman, hewan, dan mahluk hidup lainnya dalam bahasa latin menggunakan huruf kecil kecuali nama Genus untuk huruf pertama menggunakan huruf besar, sedangkan nama species menggunakan huruf kecil. Contoh: Rafflesia arnoldii (‘Rafflesia’ adalah nama Genus sedangkan ‘arnoldii’ adalah nama species).

- Judul tidak menggunakan titik di akhir kalimat judul.

- Judul sebaiknya dalam bentuk frase benda, bukan dalam bentuk kalimat.
Contoh: Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu Dibudidayakan (bentuk kalimat).
Sebaiknya judul ini diedit menjadi frasa benda: Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan.

- Penggunaan akronim (singkatan) sangat terbatas pada akronim yang sudah baku seperti PMI, UNESCO, RI, dan lain-lain, serta singkatan yang sudah sangat umum dikenal masyarakat, seperti SBY-JK, Wapres, PDI-P, dan lain-lain.

Sekali lagi, ketekunan setiap kita para penulis dalam memperluas wawasan dan pengetahuan akan selalu menjadi kekuatan terbesar dalam menciptakan penulis yang handal dan profesional. Demikian juga dalam menghasilkan judul tulisan yang menarik dan berkualitas. Oleh karena itu, hendaklah terus-menerus mengasah dan melatih diri, memperbaiki kekurangan pada tulisan terdahulu, serta mempertajam insting menentukan judul yang tepat.

Selamat menulis.***

Pentingnya Proses Editing

Banyak orang besar, atau yang memiliki potensi untuk menjadi orang besar, mengalami kegagalan bukan karena hambatan dan masalah besar, melainkan terjerembab hanya oleh karena kerikil-kerikil kecil yang mengganjal perjalanan kerjanya. Demikian juga dalam dunia tulis-menulis. Teramat banyak orang gagal karena masalah-masalah sepele yang luput dari perhatiannya. Tidak terhitung jumlah tulisan, berita, artikel, dan lain sebagainya yang dengan terpaksa “mental” dari meja redaksi surat kabar hanya karena kesalahan dua atau tiga kata yang salah tulis atau salah ketik.

Jangan pernah berpikir, bahwa jika tulisan-tulisan yang anda kirim ke redaksi sebuah surat kabar, majalah, atau penerbit, yang dikembalikan kepada penulisnya melulu karena tulisan anda itu tidak bermutu. Harus diyakinkan pada diri sendiri bahwa tulisan anda itu berkualitas tinggi, setidaknya bagi anda sendiri sebagai pembuatnya. Jika akhirnya ditolak oleh sebuah atau berbagai media massa, biasanya alasan penolakan itu berputar pada: esensi tulisan yang berbeda dengan misi media, dan yang terbanyak adalah karena “kesalahan kecil” salah ketik dan penggunaan kata/bahasa dalam tulisan yang kurang tepat.

Jurnal ilmiah baik nasional dan apalagi internasional lebih “ketat” lagi. Editor jurnal ilmiah internasional mempersyaratkan kesalahan ketik hanya boleh tiga (3) kali dalam sebuah tulisan. Artinya, saat seorang editor membaca tulisan ilmiah Anda dan tiba pada kesalahan ketik yang ke-4, maka dengan segera tulisan tersebut akan dilempar ke tong sampah, tidak perduli apakah substansi tulisan anda itu penting atau tidak. Bahkan bila teramat pentingpun, tulisan ilmiah itu akan segera dikembalikan kepada anda untuk diedit, direvisi atau diperbaiki lagi. Dalam kasus terakhir ini, yang pasti kredibilitas tulisan dan penulisnya telah mengalami degradasi dan sulit untuk bersaing dengan tulisan-tulisan ilmiah kiriman penulis lainnya.

Mengedit dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil menemukan kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan. Proses ini biasanya dilakukan oleh diri sendiri terhadap tulisan sendiri dan oleh editor berbagai media massa – harian, mingguan, tabloid, majalah, dan lain sebagainya. Kegiatan edit-mengedit terlihat sepele sehingga tahap ini sering sekali kita abaikan. Padahal, pengalaman hampir semua penulis besar mengungkapkan bahwa proses editing adalah sebuah tahapan menulis yang menjadi salah satu kunci sukses mereka menjadi penulis ternama. Editing adalah kunci pertama untuk memprediksi apakah seorang penulis bakal sukses atau tidak. Oleh karena itu, dalam setiap kali menulis, senantiasalah melakukan proses editing minimal tiga (3) kali sebelum sebuah tulisan dikirimkan ke redaksi. Walau sudah demikian, ketatnya melakukan editing, masih juga terdapat kesalahan ketik; kesalahan pemenggalan kata, kalimat, dan paragraph; kesalahan tanda baca; dan lain sebagainya.

Ada penulis yang beranggapan, bahwa berhubung ada tim editor pada setiap surat kabar atau media massa, sehingga setiap penulis boleh saja mengirimkan tulisannya kepada redaksi sebuah media massa tanpa harus diedit alias masih amat mentah, belum terverifikasi ketepatan kata, tanda baca, pemenggalan kalimat, dan lai-lain. Pendapat ini ada benarnya, tetapi bila anda terbiasa melakukan editing dan terutama memastikan bahwa tulisan anda terhindar dari kesalahan-kesalahan redaksional kecil, maka keuntungan itu tidak akan dinikmati oleh orang lain, melainkan oleh diri anda sendiri. Keuntungan itu antara lain: pesan anda dapat ditangkap dengan baik oleh editor dan pembaca, disiplin tulis-menulis anda akan semakin meningkat dan berimbas kepada kharakter kepribadian anda yang baik dalam menghadapi tugas-tugas lain, dan tulisan anda akan cepat dimuat atau ditayangkan di media massa sasaran anda karena sudah “bersih” dari kesalahan-kesalahan redaksional.

Untuk membantu anda para penulis KabarIndonesia, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit tulisan disesuaikan dengan pengalaman kesalahan editing tulisan-tulisan di KabarIndonesia selama ini. Dalam memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan ini perlu ditunjang oleh keinginan anda untuk belajar tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Melalui pola ini, anda bekerja dengan modal berbahasa yang berkualitas tinggi. Ketentuan-ketentuan di bawah ini pun, hanya sekumpulan kecil dari hal-hal yang perlu diketahui, dipahami, dan diterapkan oleh seorang penulis. Mempelajari dan menambahkan dengan ketentuan atau kaidah penulisan yang baik lainnya menjadi tugas kita bersama.

Kesalahan pertama yang sering dan mudah dijumpai adalah kesalahan menempatkan posisi tanda-tanda baca, seperti tanda “titik”, “koma”, “titik dua”, “titik koma”, dan lain-lain. Fungsi titik pada umumnya adalah untuk mengakhiri sebuah kalimat. Sehingga setiap kalimat yang sudah selesai perlu diberi tanda titik (.). Tanda ini dibuat segera setelah kata yang terakhir pada kalimat itu tanpa diantarai oleh spasi, alias menempel pada kata terakhir. Misalnya: “Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung.”, bukan “Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung .” Perhatikan tanda titik yang dibuat setelah kata “burung”.

Setelah tanda titik, diharuskan memberikan spasi (jarak antara) untuk memulai kalimat baru. Misalnya: “Kucing itu memanjat pohon untuk menangkap burung. Dia berusaha memanjat dengan mengendap-endap agar tidak terdengar oleh sang burung sasarannya.” Perhatikan dengan seksama tanda titik setelah kata “burung” segera diikuti tanda antara (spasi) sebanyak 1 kali, tidak 2 kali atau lebih. Khusus tanda jarak antara atau spasi ini, perlu diletakkan tidak hanya di antara setiap 2 kata, tetapi juga setelah tanda-tanda baca (titik, koma, titik dua, titik koma, tanda seru, tanda tanya, dan lain-lain).

Tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), dan tanda baca yang lain seperti tanda tanya (?), tanda seru (!), diletakkan segera atau menempel pada kata yang mendahuluinya. Misalnya: “Ketiganya adalah Andy, Anna, dan Anggun.” Perhatikan tanda koma yang diletakkan segera tanpa spasi setelah kata Andy, Anna, dan Anggun. Demikian juga dengan tanda-tanda baca lainnya, misalnya (contoh:), (saya;), (mengapa?), (pergilah!) (“dia sedang bepergian”), dan seterusnya. Khusus tanda kurung (…), tanda kurung pembuka diletakkan segera sebelum kata atau menempel pada kata yang akan mengikutinya; dan tanda kurung penutup diletakkan segera sesudah kata yang mendahuluinya. Demikian juga dengan tanda petik (“… ”), tanda petik pembuka ditempelkan pada kata yang akan mengikutinya, sedangkan tanda petik penutup ditempelkan setelah kata yang mendahuluinya. Namun perlu diperhatikan bahwa bila kalimat yang dalam tanda petik itu adalah sebuah kalimat langsung yang diikuti tanda titik, maka tanda baca titik itu harus diletakkan sebelum tanda petik penutup. Misalnya: dia berkata “Kami akan segera ke sana.” Perhatikan tanda titik yang ada di dalam tanda petik.

Kesalahan editing lainnya yang sering sekali muncul dari artikel-artikel penulis, baik penulis pemula maupun profesional adalah “salah ketik”. Seperti sudah disebutkan di atas, kita tidak terlepas dari kekurang-telitian pengetikan ini. Misalnya, kata “bisa” tertulis “bias”, kata “hukum” menjadi “hukom”, “menganggap” menjadi “mengangap”, dan seterusnya. Kesalahan-kesalahan ketik seperti contoh berikut ini lebih fatal akibatnya karena merubah makna. Oleh sebab itu perlu benar dihindari agar pesan yang ingin disampaikan tidak harus hilang oleh kesalahan ketik. Contohnya: kata “tetapi” menjadi “tetap”, kata “memang” menjadi “menang”, kata “busung” menjadi “burung”, dan lain-lain.

Perlu diingat, bahwa dalam melakukan editing, penulis juga perlu memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Contoh kesalahan yang sering terjadi adalah penempatan spasi di antara suku kata “di” dan kata yang mengikutinya, seperti “di bahas” yang seharusnya “dibahas”, “di rekam” yang mestinya “direkam”, “di balas” seharusnya “dibalas”, dan lain-lain. Satu kunci sederhana untuk menentukan apakah suku kata “di” itu perlu dipisahkan dari kata dasarnya adalah apakah kata setelah “di” itu merupakan kata tempat atau bukan. Misalnya “di sekolah” bukan “disekolah”. Perhatikan bahwa sekolah adalah kata tempat sehingga kata itu dipisahkan dari partikel “di” yang mendahuluinya. Namun akan berbeda jika suku kata “di” itu berfungsi sebagai awalan (prefix), semisal “disekolahkan”, bukan “di sekolahkan”.

Berkenaan dengan komitmen KabarIndonesia yang akan terus-menerus mendukung semua orang menjadi penulis atau pewarta, maka amat wajar jika terdapat banyak sekali tulisan dari para penulisnya yang masih belum sesuai dengan ketentuan tata bahasa Indonesia. Namun demikian, jangan berkecil hati karena semua itu dapat diatasi secara perlahan-lahan, terutama karena dukungan anda sebagai penulis KabarIndonesia, para pembelajar yang akan terus belajar mengetahui dan memahami tata bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Sebab itu, menyempatkan diri mempelajari peraturan ketata-bahasaan Indonesia adalah mutlak bagi seorang penulis KabarIndonesia.

Anda boleh saja melakukan kesalahan hari ini, entah salah ketik, entah salah tata bahasa, dan lain-lain, namun satu hal yang tidak boleh terjadi jika kesalahan itu harus terulang pada tulisan anda berikutnya. Penyesuaian tulisan kita terhadap peraturan kebahasaan diperlukan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas tulisan anda, tapi juga dalam kerangka membiasakan diri sendiri dan bangsa Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.***